Jumat, 24 Desember 2010

Banjir Karawang

Banjir Karawang Meluas
Liputan6.com
25/03/2010 13.50
Banjir yang melanda Kabupaten Karawang, Jawa Barat, semakin meluas. Setelah kemarin tercatat sekitar 9.500 rumah di sembilan kecamatan terendam, hari ini meningkat menjadi 15 ribuan rumah dari 10 kecamatan di Karawang. Dari 10 kecamatan tersebut, yang terparah adalah Karawang Barat dan Jambe Timur. Berdasarkan data, banjir kali ini adalah banjir terparah kedua setelah Karawang dilanda banjir besar pada 1974.
Saat ini sekitar 2.000 korban banjir ditampung di Gedung Juang Alun-alun Kabupaten Karawang. Di pendopo lama inilah sekitar 20 hingga 30 kepala keluarga berdesakan. Namun, masih ada yang tak tertampung dan menempati lorong-lorong.
Bantuan yang mengalir cukup memadai. Bahan makanan mentah dari pemerintah, swasta, maupun perorangan masih terbilang cukup. Air bersih juga memadai walau untuk ke kamar mandi mesti mengantre. Adapun bantuan yang masih kurang berupa gas atau bahan pengolah bahan mentah.


Mensos: Banjir Karawang Bukan Bencana Nasional
Laporan wartawan KOMPAS Suhartono
Kamis, 25 Maret 2010 | 12:08 WIB



Warga mengevakuasi barang yang masih bisa diselamatkan dari amukan banjir kiriman dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum di Perum Bintang Alam, Kecamatan Teluk Jambe Timur, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Banjir di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum dalam sepekan terakhir dipicu oleh naiknya tinggi permukaan air Waduk Ir H Djuanda Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat pada Minggu 21 Maret, yang mencapai 108,41 meter di atas permukaan laut. Elevasi itu tertinggi dalam 46 tahun sejak masa operasi waduk tahun 1964.
Pemerintah melalui Menteri Sosial Salim Segaf Al'Jufrie, menegaskan, Pemerintah belum bisa menetapkan banjir yang disebabkan meluapnya aliran sungai Citarum, Karawang, Jawa Barat, sebagai bencana nasional.
Bencana ini belum sampai ke bencana nasional, karena masih bersifat lokal dan berskala kecil sehingga masih bisa ditangani oleh pemerintah daerah.
Banjir disebabkan karena curah hujan yang selama Februari-Maret ini tercatat tinggi sehingga menyebabkan luapan air yang melampaui daya tampung sungai. Akhirnya air meluber ke permukiman dan persawahan.
Dan banjir ini bukan disebabkan karena adanya kerusakan lingkungan alam,
Tentang bantuan tanggap darurat, Kementerian Sosial sudah mengirimkan bantuan dana tunai hampir Rp 1 miliar, yang terdiri dari Rp 200 juta sebanyak dua kali pada dua pekan lalu dan pekan kemarin serta pekan ini Rp 500 juta. Bantuan itu di luar bantuan tenda, makanan, dan obat-obatan lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar