NAMA : TUTI
HANDAYAN
KELAS : 3EA13
NPM : 19210344
TEMA : Faktor yang
Dapat Berpengaruh Terhadap Minat Tenaga Kerja Untuk Bekerja ke Luar Negri
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perbedaan model
pembangunan ekonomi yang diterapkan sebagai pembawa konsekuensi
(di dalam negeri) pada pesatnya peningkatan pendapatan sebagian penduduk yang
memiliki akses pada pembangunan ekonomi berhadapan dengan sebagian
besar penduduk yang bertambah miskin akibat tidak memiliki akses pembangunan
ekonomi tersebut (Tjiptoherijanto, 1997: 2). Kondisi sebagaimana
digambarkan di atas, pernah secara meyakinkan dikemukakan oleh Kusnetz, bahwa pada
tahap-tahap awal dari proses pembangunan ekonomi suatu negara, akan
menyebabkan distribusi pendapatan penduduk semakin memburuk. Dampak domino dari
ketimpangan kesempatan kerja dan pendapatan seperti itu adalah timbulnya
arus migrasi penduduk dari daerah-daerah miskin menuju pusat- pusat pertumbuhan ekonomi. Ketimpangan pertumbuhan antar
wilayah ekonomi, sosial dan kultural semacam itu, juga telah dialami oleh
Indonesia sejak pemerintahan Orde Baru mencapai perkembangan ekonomi yang
relatif maju pada periode Repelita ke V yakni sekitar tahun 1994. Sejak
periode tersebut arus perpindahan penduduk terutama dari desa ke kota dan daerah
lainnya, terus meningkat sepanjang tahun (Tjiptoherijanto, 1997: 2).
Penelitian ini
berpusat pada salah satu komponen demografi yang disebutkan oleh
Bogue (1969) di atas, yakni tentang migrasi penduduk atau tepatnya perpindahan
tenaga kerja sementara waktu ke luar negeri, yang lazim disebut migrasi
sirkuler, yakni sebuah konsepsi yang membedakannya dengan migrasi permanen
(perpindahan penduduk menetap di suatu daerah atau perpindahan
permanen). Selama ini sudah banyak bukti yang menunjukkan bahwa, migrasi
penduduk antar daerah pada umumnya disebabkan oleh terjadinya ketimpangan regional
baik yang bersumber dari perbedaan kondisi demografis, budaya maupun model
pembangunan ekonomi yang diterapkan (Zelinsky, 1971; Titus, 1978,
Tjiptoherijanto, 1997, dan Nasution, 1998 dalam Wirawan, 2006)
Demikian pesat perkembangan kota-kota di Pulau Jawa khususnya, sebagai dampak
langsung maupun tidak langsung dari migrasi desa ke kota, maka sangatlah beralasan
jika perhatian para peneliti dan pemerintah saat itu masih terpusat pada
masalah-masalah migrasi di dalam negeri (migrasi internal). Migrasi internasional tenaga
kerja Indonesia baru manjadi pusat perhatian serius berbagai pihak dalam dekade
terakhir, karena banyaknya permasalahan tenaga kerja ini, baik di dalam negeri
maupun di luar negeri yang mulai terangkat ke permukaan.
Indonesia adalah
salah satu sumber tenaga kerja yang terbesar di dunia. Salah satu
penyumbang tenaga kerja yang cukup besar adalah Provinsi Jawa Tengah (Jawa Tengah
dalam Angka, BPS 2008). Di provinsi ini, kehidupan sebagai petani sawah
dirasakan tidak lagi menjanjikan bagi masyarakatnya. Untuk bekerja di sektor
lain pun sudah susah untuk diperoleh. Oleh karena itu, wajar kiranya daerah ini
menjadi salah satu daerah di Indonesia menjadi sumber tenaga kerja untuk pergi
ke luar negeri.
Hal yang sama
juga dilakukan oleh tenaga kerja yang bermigrasi ke luar negeri untuk
mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang lebih baik. Sebagai salah satu jalan menyalurkan
kelebihan tenaga kerja di dalam negeri, Indonesia sejak beberapa
dekade yang lalu telah mengirimkan angkatan kerja ke negara- negara
seperti ke Timur Tengah dan Asia (Timur dan Tenggara). Walaupun sudah lama mengirimkan
tenaga kerja ke beberapa negara, selama ini data tentang pasar tenaga kerja belum cukup
tersedia secara memadai. Banyak tenaga kerja yang pergi ke berbagai
negara tujuan tanpa memiliki informasi ketenagakerjaan yang memadai. Calon
tenaga kerja seringkali mengalami kesulitan baik menyangkut ijin dan hubungan
kerja, kemigrasian dan masalah sosial, ekonomi, politik dan hukum di negara
tujuan. Pengiriman tenaga kerja juga seringkali dimanfaatkan oknum yang ingin
mencari keuntungan yang berpeluang membawa masalah bagi tenaga kerja itu
sendiri maupun bagi negara tujuan dan perwakilan RI di negara-negara tujuan
migrasi.
1.2 Perumusan Masalah
Persoalan pertumbuhan penduduk merupakan faktor yang penting dalam
rangka pencapaian
kesejahteraan rakyat. Kebijaksanaan pemerintah dalam rangka pelaksanaan sangat
dipengaruhi oleh persoalan pertambahan penduduk sehingga masalah tersebut berkaitan
dengan pegelolaan kebutuhan dasar rakyat yaitu, kebutuhan akan sandang, pangan,
dan permukiman. Berdasarkan jumlah penduduk adanya angkatan kerja yang
meningkat dan mengharuskan bertambahnya kesempatan kerja yang luas.
Berdasarkan latar
belakang masalah dan uraian di atas, maka masalah dalam penelitian ini adalah
banyaknya jumlah tenaga kerja yang belum tertampung oleh lapangan pekerjaan
yang tersedia dalam negeri khususnya, yang mengakibatkan pengangguran terbuka
meningkat tiap tahunnya (data BPS tahun 2004-2008).
Tenaga kerja yang
belum dapat tertampung di dalam negeri, dapat mencari pekerjaan di luar daerah
asal (dalam negeri), jika di luar daerah
asal (dalam negeri) masih belum dapat menampung, maka alternatif lainnya adalah
bekerja ke luar negeri. Dimana jumlah
tenaga kerja yang bekerja di luar negeri asal masih belum maksimal, dan
kesempatan untuk bekerja ke luar negeri masih begitu besar, dibandingkan dengan
jumlah lapangan kerja dan jumlah pengangguran terbuka
1.3 Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka dapat diketahui tujuan penelitian
yaitu :
1)
Menganalisis pengaruh umur
terhadap minat tenaga kerja untuk bekerja ke luar negri
2)
Menganalisis pengaruh status
pernikahan terhadap minat tenaga kerja untuk bekerja ke luar negri
3)
Menganalisis pengaruh
pekerjaan responden di daerah asal terhadap minat tenaga kerja untuk bekrja ke
luar negri
4)
Menganalisis pengaruh
pendidikan terakhir terhadap minat tenaga kerja untuk bekerja ke luar negri
5)
Menganalisis pengaruh jumlah
tanggungan terhadap minat tenaga kerja untuk bekerja ke luar negri
6)
Menganalisis pengaruh
pendapatan yang diperoleh terhadap minat tenaga kerja untuk bekerja ke luar
negri
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dari penelitian ini adalah :
1)
Dapat memberikan masukan dan
informasi kepada pihak pembuat kebijakan sebagai bahan pertimbangan dalam
menentukan kebijakan mengenai pengiriman tenaga kerja Indonesia ke luar negeri.
2)
Dapat memberikan sumbangan
pikiran bagi pemerintah agar meningkatkan kualitas sumber daya manuasia agar
dapat bersaing dengan negara lain
3)
Sebagai referensi yang mudah
dipahami bagi peneliti dibidang yang sama. Sehingga dapat mengembangkan
penelitian ini lebih lanjut.
BAB II
TEORI
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Migrasi
Dalam arti luas, migrasi merupakan perubahan tempat tinggal secara
permanen atau semi permanen (Tjiptoherijanto, 1999). Dalam pengertian yang
demikian tersebut tidak ada pembatasan baik pada jarak perpindahan maupun
sifatnya, serta tidak dibedakan antara migrasi dalam negeri dengan migrasi luar
negeri (Lee, 1991). Sejarah kehidupan suatu bangsa selalu diwarnai dengan
adanya migrasi, dan oleh karena itu pula terjadi proses pencampuran darah dan
kebudayaan. Teori migrasi mula-mula diperkenalkan oleh Ravenstein (1885) dan
kemudian digunakan sebagai dasar kajian bagi peneliti lainnya (Lee,1966;
Zelinsky,1971 dalam wirawan, 2006).
Kedua peneliti mengatakan bahwa motif utama yang menyebabkan seseorang melakukan
migrasi adalah alasan ekonomi. Mantra, (1999) menyebutkan bahwa beberapa teori
yang mengungkapkan mengapa orang melakukan mobilitas, diantaranya adalah teori
kebutuhan dan stres. Setiap individu mempunyai beberapa macam kebutuhan
ekonomi, sosial, budaya, dan psikologis. Semakin besar kebutuhan tidak dapat
terpenuhi, semakin besar stres yang dialami. Apabila stres sudah melebihi
batas, maka seseorang akan
berpindah ke tempat lain yang mempunyai nilai kefaedahan terhadap pemenuhan
kebutuhannya. Perkembangan teori migrasi demikian dikenal dengan model stress-treshold
atau place-utility. Model ini bertitik tolak pada konsep yang juga
digunakan Keban (1994) dan Susilowati (1998; 2001).
Selain itu, konsep teori pilihan sebagaimana dikemukakan
Becker (1968) juga digunakan untuk
mengetahui motivasi seseorang dalam memutuskan bekerja di luar negeri. Dalam
hal demikian, individu dianggap sebagai makhluk sosial rasional dalam
menentukan pilihan. Umumnya individu akan menerapkan konsep prinsip ekonomi
dalam usaha memilih beberapa alternatif terbaik dan memberikan manfaat terbesar
dan kerugian atau risiko yang terkecil. Jika dikaitkan dengan teori di atas
maka para migran dapat digolongkan sebagai individu rasional dalam kepergiannya
untuk bekerja di luar negeri. Hal ini dikarenakan
alasan faktor ekonomis seperti: mencari pekerjaan, meningkatkan
pendapatan, dan kemudahan lain serta berbagai alasan non-ekonomis lainnya
misalnya aspek sosial, budaya, politik, keamanan, dan psikologi. Selain model
tersebut, terdapat model yang dikembangkan oleh Speare (1975). Migrasi tenaga
kerja juga dipengaruhi oleh faktor struktural seperti karakteristik
sosio-demografis, tingkat kepuasan terhadap tempat tinggal, kondisi geografis
daerah asal dan karakteristik komunitas.
Pada umumnya adanya ketidakpuasan pada latar belakang yang
berdimensi struktural mempengaruhi seseorang melakukan migrasi. Daerah yang
lahan pertaniannya tandus umumnya masyarakatnya mencari pekerjaan ke daerah
lain yang lebih subur atau banyak peluang ekonominya khususnya pada sektor
non-pertanian misalnya industri, perdagangan, dan jasa. Dalam cakupan yang
lebih luas, masyarakat atau tenaga kerja pada suatu negara akan melakukan
migrasi ke negara lain yang perekonomiannya lebih baik yang mampu menawarkan
peluang kesempatan kerja dengan penghasilan yang lebih baik.
Teori pengambilan keputusan bermigrasi di tingkat individu dari
perspektif geografi yang berpengaruh kuat dalam analisis-analisis migrasi pada
era 1970-an hingga menjelang awal tahun 1990 an, adalah teori yang diajukan
oleh Everett S. Lee (1970). Berdasarkan teori migrasi Lee, faktor terpenting
setiap individu dalam melakukan migrasi adalah faktor individu itu sendiri.
Faktor individu memberikan penilaian apakah suatu daerah dapat memenuhi
kebutuhannya atau tidak. Rintangan antara dapat berupa biaya pindah yang
tinggi, topografi daerah dan juga sarana transportasi.
2.1.2
Faktor Pendorong dan Penarik dalam Migrasi
Menurut Milan J. Titus (1982) dalam Tatik Mariyanti (2004) dalam
Wirawan 2006, mengatakan bahwa faktor-faktor daya tarik yang positif orang
bermigrasi adalah :
Ø Kesempatan
kerja yang terdapat dalam sektor :
a.
Sektor pertnian (tidak termasuk
pertanian pangan tradisional, meliputi kolonisasi agraris, perkebunan rakyat)
contoh Sumatera Utara yaitu mengenai rehabilitasi perkebunan, sedangkan Lampung
dan Kalimantan Tengah yaitu Transmigrasi
b.
Sektor Ekstraktif : terutama tambang minyak, dan usaha memperoleh kayu. Contoh : Kalimantan Timur,
Riau, sumatera Utara, dan Selatan yaitu
minyak tanah, bauksit, dan kayu.
c.
Sektor sekunder dan tersier,
terutama di kota-kota yang telah
bertambah dengan cepat.
Ø Tingkat pendapatan regional perkapita
Ø Atraksi Kota
Ø Faktor Intuisi-intuisi sosial
Ø Keresahan sosial
Rozy Munir dalam
Dasar-dasar Demografi (1981), mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
migrasi ada dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor penarik.
Faktor pendorong misalnya
:
a.
Makin berkurangnya
sumber-sumber alam
b.
Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat
asal, akibatnya masuknya teknologi yang
menggunakan mesin- mesin
c.
Adanya tekanan atau
diskriminasi politik, agama, suku, di
daerah asal
d.
Tidak cocok lagi dengan adat
budaya/kepercayaan di daerah asal.
e.
Alasan pekerjaan atau
perkawinan yang menyebabkan tidak bisa
mengembangkan karier pribadi.
f.
Bencana alam baik banjir,
kebakaran musim kemarau atau adanya wabah penyakit.
Sedangkan menurut
Everett S. Lee (1976) dalam Ida Bagoes Mantra (1985), ada empat faktor yang
mempengaruhi orang mengambil keputusan untuk melakukan migrasi:
a.
Faktor yang terdapat di
daerah asal
b.
Faktor-faktor yang terdapat
di daerah tujuan
c.
Rintangan-rintangan yang
menghambat atau rintangan-rintangan antara daerah asaln dan daerah tujuan
d.
Faktor-faktor pribadi atau
individu
2.1.3
Pengertian Tenaga Kerja
Menurut Aris Ananta dan Tjiptoherjanto (1990), tenaga
kerja adalah sebagian dari keseluruhan penduduk yang secara potensial dapat
menghasilkan barang dan jasa. Dengan kata lain, tenaga kerja adalah bagian
penduduk yang dapat menghasilkan barang dan jasa bila ada permintaan akan
barang dan jasa tersebut.
Sedangkan menurut
Payaman Simanjuntak (2001), tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah dan
sedang bekerja, sedang mencari pekerjaan dan yang melakukan kegiatan lain
seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga. Pencari kerja, bersekolah dan
mengurus rumah tangga, walaupun tidak bekerja, mereka dianggap secara fisik
mampu dan sewaktu-waktu dapat ikut bekerja. Tenaga kerja terdiri dari angkata
kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang
ingin dan yang benar-benar menghasilkan barang dan jasa (BPS, 2008).
Angkatan kerja terdiri dari:
1.
Golongan yang bekerja
2.
Golongan yang menganggur dan
mencari kerja
Sedangkan kelompok yang bukan angkatan kerja terdiri dari :
Sedangkan kelompok yang bukan angkatan kerja terdiri dari :
1.
Golongan yang bersekolah
2.
Golongan yang mengurus rumah
tangga
3.
Golongan lain-lain atau yang
menerima pendapatan
Angkatan krja yang
digolongkan bekerja (BPS,2008) adalah :
1.
Mereka yang selama seminggu
sebelum pencacahan melakukan pekrjaaan dengan maksud memperoleh atau membantu
memperoleh penghasilan atau keutungan yang lamanya bekerja paling sedikit satu
jam selama seminggu yang lalu
2.
Mereka yang selama seminggu
sebelum pencacahana tidak melakukan pekerjaan atau bekerja kurang dari satu jam
adalah :
a.
Pekerja tetap,
pegawai-pegawai pemerintah atau swasta yang sedang tidak masuk kerja karena
cuti, sakit, mogok, mangkir ataupun perusahaan menghentikan kegiatan sementara
b.
Petani-petani yang
mengusahakan tanah pertanian yang tidak bekerja karena menunggu hujan untuk
menggarap sawah
c.
Orang-orang yang bekerja di
bidang keahlian seperti dokter, tukang cukur, dalang, dan lain-lain
Angkatan kerja yang digolongkan menganggur dan sedang encari pekerjaan (BPS, 2007):
1.
Mereka yang belum pernah bekerja pada saat
sedang berusaha mendapatkan pekerjaan
2.
Mereka yang pernah bekerja pada saat
pencacahan, sedang menganggur dan berusaha mencari pekerjaan
3.
Mereka yang dibebastugaskan dan sedang
berusaha mendapatkan pekerjaan
2.1.4
Teori-Teori Pengambilan Keputusan Bermigrasi
Dalam hal
ini dapatlah ditunjukkan beberapa teori yang mengacu pada paradigma ekonomi,
misalnya :
1)
Teori Neoclassical
Economic Macro yang menjelaskan perpindahan para pekerja dari negara yang
kelebihan tenaga kerja dan kekurangan modal menuju ke negara yang kekurangan
tenaga kerja tetapi memiliki modal besar (Massey, dkk., 1993; 1998 dan Hugo,
dkk., 1996 dalam Wirawan, 2006).
2)
Teori Neoclassical
Economic Micro, yang menyarankan kepada
para migran potensial agar dalam pengambilan keputusan bermigrasi
mempertimbangkan biaya dan keuntungan perpindahan ke daerah tujuan yang
memiliki potensi lebih besar dibandingkan daerah asalnya (Massey, 1993:434
dalam Wirawan, 2006) Teori lainnya yaitu,
3)
Teori Segmented
Labour Market yang menyatakan, bahwa
pekerja melakukan migrasi karena ditentukan oleh tingginya permintaan pasar
kerja di negara lain (Todaro, 1997; Massey, dkk, 1993; dan Abella, 1999 dalam
Wirawan, 2006). Dalam teori ini faktor ketertarikan pasar atas migrasi tenaga kerja
jauh lebih dominan dibandingkan dengan faktor tekanan untuk berpindah oleh
sebab lain dari daerah asal. Beberapa ahli telah membuktikan hal ini, bahwa
kesempatan kerja yang luas di luar negeri menyebabkan tingginya permintaan
terhadap pekerja migran tanpa skill dari pada faktor lain (Miller, 1995;Hugo,
1995c; dan Chin, 1997 dalam Wirawan, 2006
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang dipergunakan dalam penyusunan usulan
penelitian
ini adalah sebagai berikut:
·
Susilowati
et al. (2001), Analisis Masalah Sosial, Politik dan Ekonomi pada Migrasi Tenaga
Kerja Indonesia ke luar negeri , Lokasi : Dilakukan di Indonesia (negara asal)
maupun Malaysia dan dan Brunei (negara tujuan) Tujuan: Menganalisis masalah
sosial, politik dan ekonomi pada migrasi TKI ke luar negri
Data adalah data primer melalui wawancara pada kuesioner
yang telah distandarisasi, Teknik sampling
dengan multi-stage sampling, Alat analisisnya adalah model
regresi Logit Binary dan Multinomial
Variabel
penelitian : variabel dependen yaitu niat bermigrasi ke luar negeri - variabel independen
yaitu sosialekonomi, latar belakang struktural, nilai kegunaan tempat.
Model penelitian : Model: MIGRATE = f(AGE, MARRY, OCCEDUC, NODEPI, STAYM; OWNSAWAH, INCM, FERTIL, JOBMANY, FREQBAC ceterisparibus)
Hasil penelitian : TKI yang cenderung berkeinginan untuk menetap di negara tujuan adalah TKI yang sudah lama tinggal di negara tujuan, dan TKI yang sering pergi pulang ke negara asal. Sedangkan mereka yang sudah kawin dan yang berpendapata n tinggi cenderung untuk tidak menetap
Model penelitian : Model: MIGRATE = f(AGE, MARRY, OCCEDUC, NODEPI, STAYM; OWNSAWAH, INCM, FERTIL, JOBMANY, FREQBAC ceterisparibus)
Hasil penelitian : TKI yang cenderung berkeinginan untuk menetap di negara tujuan adalah TKI yang sudah lama tinggal di negara tujuan, dan TKI yang sering pergi pulang ke negara asal. Sedangkan mereka yang sudah kawin dan yang berpendapata n tinggi cenderung untuk tidak menetap
·
Waridin
(2002), Jurnal Ekonomi Pembangunan (JEP) Vol.3, No2, Desember 2002: 111130 Beberapa faktor yang mempengaruhi migrasi
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri, Tujuan: Menganalisis beberapa
faktor yang mempengaruhi TKI untuk bermigrasi dan bekerja di luar negeri
Data adalah data primer melalui
wawancara pada kuesioner yang telah distandarisasi,
Teknik samplingdeng an multi-stage sampling. Alat analisisnya adalah model regresi Logit Binary dan
Multinomial untuk mengidentifik asi profil
sosialekonomi dan inventarisasi terhadap permasalahan calon TKI
Variabel
penelitian : variabel dependen yaitu niat bermigrasi ke luar negeri - variabel independen yaitu
sosialekonomi, latar belakang struktural
Model penelitian : Model: MIGRATE = f(AGE, MARRY, OCCI, EDUC, NODEPI, STAYM OWNSAWAH, INCM, JOBMANY, FREQBACK, cetris paribus)
Hasil penelitian : Migasi keluar yang dilakukan oleh seseorang dapat disebabkan oleh faktorfaktor sosial, ekonomi dan politik. Faktor sosial yang mempengar uhi niat TKI untuk melakukan migrasi dan bekerja secara menetap ke luar negeri adalah lama tinggal di negara tujuan.
Model penelitian : Model: MIGRATE = f(AGE, MARRY, OCCI, EDUC, NODEPI, STAYM OWNSAWAH, INCM, JOBMANY, FREQBACK, cetris paribus)
Hasil penelitian : Migasi keluar yang dilakukan oleh seseorang dapat disebabkan oleh faktorfaktor sosial, ekonomi dan politik. Faktor sosial yang mempengar uhi niat TKI untuk melakukan migrasi dan bekerja secara menetap ke luar negeri adalah lama tinggal di negara tujuan.
·
Waridin et
al. (2007) Penelitian Hibah bersaing Pengembangan Model Manajemen dan Bimbingan
yang Terintegrasi dalam peningkatan Mutu dan Kompetensi TKI pada Pasar Tenaga
Kerja di Luar Negeri, Lokasi: Kabupaten Kendal dan Kabupaten Banyumas, Jawa
Tengah Tujuan: Model Manajamen dan Bimbingan yang terintegrasi bagi TKI, PJTKI
dan Institusi yang terkait dalam pengiriman TKI ke luar negeri
Data adalah data primer melalui wawancara pada kuesioner
yang telah distandarisasi, Teknik sampling
dengan multistage sampling, Alat analisisnya adalah model logit
binary alat analisis statistika deskriptif dan analisis mendalam
Variabel penelitian :
variabel dependen yaitu niat bermigrasi ke luar negeri - variabel
independen yaitu sosialekonomi, latar belakang struktural
Model penelitian : Model: MIGRATE = f(AGE, MARRY, OCCI, EDUC, NODEPI, STAYM OWNSAWAH, INCM, JOBMANY, FREQBACK, ceterisparibus)
Model penelitian : Model: MIGRATE = f(AGE, MARRY, OCCI, EDUC, NODEPI, STAYM OWNSAWAH, INCM, JOBMANY, FREQBACK, ceterisparibus)
Hasil penelitian : Dari
beberapa variabel ekonomi yang diduga berpengaruh terhadap minat seseorang untuk melakukan migrasi antara lain
adalah faktor pendapatan dan kemudahan mencari pekerjaan. Migasi keluar yang dilakukan oleh seseorang
dapat disebabkan oleh faktorfaktor sosial, ekonomi dan politik
2. 3 Kerangka Pemikiran Teoritis
Menurut Adam
Kuper dan Jessica Kuper (2000), perpindahan tenaga kerja sesungguhnya
mencerminkan adanya ketimpangan distribusi ruang dan redistribusi kesempatan
ekonomi di suatu kawasan atau negara. Keputusan untuk berpindah, didasarkan pada
hasil perbandingan antara tempat asal dengan berbagai daerah tujuan yang
memiliki peluang lebih besar dan lebih menguntungkan. Pendidikan dan pelatihan,
hubungan patron, jenis kelamin adalah variabel utama yang mempengaruhi
kesempatan yang disediakan oleh pasar tenaga kerja di daerah lain. Selanjutnya,
umur, dukungan kekerabatan, dan akses sumber daya terutama penguasaan tanah
serta berbagai faktor lain, sangat menentukan pertimbangan untung - ruginya
sebuah keputusan berpindah (lihat: Kuper, dan Kuper, 2000: 543).
Banyak faktor
yang menjadi bahan pertimbangan calon TKI untuk bermigrasi ke luar negeri. Maka
kerangka pemikiran analisis yang digunakan untuk menjawab permasalahan pada
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Berdasarkan teori
migrasi Lee, faktor terpenting setiap individu dalam melakukan migrasi adalah
faktor individu itu sendiri, faktor individu memberikan penilaian apakah suatu
daerah dapat memenuhi kebutuhannya atau tidak ( Everett S. Lee, 1970 dalam
Wirawan, 2006). Di dapatkankan enam variabel faktor individu yang dikembangkan
dari penelitian Susilowati (2001) dan Didi Purnomo (2005), serta dari Theory
of Migration Everett S. Lee (1970) dalam Wirawan 2006
2. 4 Hipotesis
Hipotesis
adalah penjelasan sementara yang harus diuji kebenarannya mengenai masalah yang
diteliti, dimana hipotesis selalu dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang
dihubungkan dua variabel atau lebih (J. Supranto, 2001). pekerjaan migran
Pendapatan yang diperoleh Hipotesis merupakan suatu porsi yang mungkin benar
dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan atau pemecahan ataupun
untuk dasar penelitian lebih lanjut. Anggapan atau asumsi dari suatu hipotesis
juga merupakan data, akan tetapi kemungkinan bisa salah, maka apabila akan
digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan harus diuji dahulu dengan
menggunakan data hasil observasi (J. Supranto, 2001).
Dari hasil
deduksi teoritik dan rumusan kerangka konseptual penelitian sebagaimana
dipaparkan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1.
Faktor umur diduga berpengaruh terhadap
minat TKI bekerja ke luar negri
2.
Faktor status pernikahan diduga
berpengaruh terhadap minat TKI bekerja ke luar negri
3.
Faktor pekerjaan migran di daerah asal
diduga berpengaruh terhadap minat TKI bekerja ke luar negri
4.
Faktor pendidikan terakhir diduga
berpengaruh positif terhadap minat TKI bekerja ke luar negri
5.
Faktor jumlah tanggungan keluarga diduga
berpengaruh positif terhadap minat TKI bekerja ke luar ngeri
6.
Faktor pendapatan yang diperoleh
responden per bulan di daerah asal diduga berpengaruh negatif terhadap minat
TKI bekerja ke luar negri
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Variabel Penelitian dan Definisi Oprerasional
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua
yaitu variabel dependen dan variabel independen. Variabel independent adalah
suatu variabel yang ada atau terjadi mendahului variabel dependen. Keberadaan
variabel ini dalam penelitian ini merupakan variabel yang menjelaskan
terjadinya fokus dan topik penelitian. Definisi operasional merupakan definisi
yang diberikan kepada variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikan
kegiatan atau memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel
tersebut (Nasir, 1999). Variabel yang digunakan adalah:
3.1.1 Variabel Tak Bebas (Variabel Dependen)
Adalah variabel yang besarannya dipengaruhi oleh variabel lain. Di
dalam penelitian ini digunakan minat migrasi sebagai variabel tidak
bebas. Minat migrasi menunjukkan minat tenaga kerja untuk bermigrasi sementara
ke luar negeri guna bekerja. Skala pengukuran berupa skala dummy; 1=berminat
dan 0=tidak berminat.
3.1.2 Variabel Bebas (Variabel Independen)
Adalah variabel yang besarannya tidak tergantung pada variabel
lain. Sebagai variabel bebas digunakan:
1.
Umur (X1) : usia responden
diukur dengan skala kontinyu (tahun)
2.
Status pernikahan (X2) :
status pernikahan responden diukur dengan skala dummy (1=menikah; 0=belum
menikah/cerai)
3.
Pekerjaan Migran (X3) :
pekerjaan responden sebelumnya di daerah asal, diukur dengan skala dummy
(1=pernah bekerja (min 1 tahun) atau 0=belum pernah bekerja)
4.
Pendidikan (X4) : pendidikan
formal yang pernah dicapai oleh responden sesuai dengan ijazah yang dimiliki
diukur dengan skala kontinyu
5.
Jumlah tanggungan (X5) :
jumlah orang/anggota keluarga yang menjadi tanggungan di daerah asal, diukur
dengan skala kontinyu (jumlah orang)
6.
Pendapatan darah asal per
bulan (X6) : pendapatan yang diperoleh
3.2 Populasi
Menurut Suharyadi
dan Purwanto (2003), populasi adalah sebuah kumpulan dari semua kemungkinan
orang-orang, benda-benda, dan ukuran lain dari obyek yang menjadi perhatian
(Husaini, 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah responden yang sedang
mencari kerja (membuat surat AK1) sebagai syarat mencari pekerjaan di Dinas
Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kota Semarang jalan Ki Mangunsarkoro no. 21
Semarang, baik laki laki maupun perempuan pada periode tanggal 22 Juni 2010
sampai pada tanggal 5 Juli 2010 pada hari dan jam kerja.
3.
3 Jenis dan Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh
(Suharsimi,
1998). Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai
berikut:
3.3.1 Data Primer
Data primer
adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya(Sutrisno Hadi, 2000). Dalam
penelitian ini, data yang digunakan berasal dari wawancara mendalam (indepth
interview) terhadap masyarakat yang menjadi responden. Sehingga dapat mengetahui
faktor apa saja yang mempengaruhi minat tenaga kerja untuk bekerja di luar
negeri.
3.3.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung
dari sumbernya, seperti mengutip dari buku-buku, literatur, bacaan ilmiah, dan
sebagainya yang mempunyai relevansi dengan tema penulisan (Sutrisno Hadi,
2000). Dalam penelitian ini, data yang digunakan berasal dari Badan Pusat
Statistik (BPS) Kota Semarang, Data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang
dipilih dalam kurun waktu 2004 sampai 2008.
3.
4 Metode Pengumpulan Data
Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan sensus. Sensus
adalah
cara pengumpulan data dimana seluruh elemen populasi diteliti satu
per satu
(Sugiyono, 2006).
3.
5 Alat Pengumpulan Data Primer
Dalam penelitian ini alat pengumpulan data yang digunakan adalah:
Kuesioner: jumlah yang ditanyakan kepada responden sebanyak 12 pertanyaan yang
berisi pertanyaan–pertanyaan tentang minat responden untuk bermigrasi ke luar
negeri.
3. 6
Metode Analisis
Secara umum analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai
ketergantungan satu variabel dependen dengan satu atau lebih variabel
independen, dengan tujuan untuk mengestimasi dan memprediksi rata-rata populasi
atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen
yang diketahui. Pusat penelitian adalah pada upaya menjelaskan dan mengevaluasi
hubungan antara satu variabel dependen dengan satu atau lebih variabel
independen (Gujarati, 1997). Data pada penelitian menggunakan skala yang
berbeda yaitu skala dummy dan skala kontinyu. Data campuran ini dapat disebut
sebagai data tersensor. Metode yang disarankan untuk data tersensor adalah
metode regresi tobit. Penggunaan regresi tobit / regresi tersensor pada data
campuran atau mixture akan mengurangi efek bias jika dibandingkan dengan
data yang diolah menggunakan regresi linier klasik. Hal ini dikarenakan data
yang bernilai nol (data diskrit) dapat diolah secara bersama dengan data
kontinyu sehingga tidak akan kehilangan informasi yang berasal dari data
diskrit. Pemilihan model tobit sebagai teknik analisis dikarenakan: (1)
variabel dependen bersifat kualitatif. (2) Agar dapat menganalisis variabel
dimana responden tidak dapat menjawab. (3) bertujuan untuk menganalisis
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dalam model penelitian
(Gujarati, 1995).
3.6.1 Tobit Model
Untuk determinan dan analisis faktor yang mempengaruhi minat
tenaga kerja
Indonesia untuk bekerja ke luar negeri, Model matematis
Y =
a+ ß1 x1+ ß2 x2 + ß3 x3 + ß4 x4+ß5x5+ß6x6+e...........................(2)
Dimana:
Y =
Minat Migrasi
X1 = Umur
X2
= Status Pernikahan
X3
= Status Pekerjaan
X4 =
Pendidikan Terakhir
X5 = Jumlah Tanggungan
X6 = Pendapatan yang diperoleh
α = konstanta
ei =
residual model yang mengikuti distribusi normal tersensor
β1-6
= nilai koefisien dari masing- masing variabel
independen
Model
tobit mengakomodasikan dari pemilihan sampel (sample selection) yang
menggunakan dua bagian formula untuk memprediksikan variabel tak bebas yaitu
memprediksikan nilai dimana variabel tak bebas adalah nol (limited)
sedangkan yang lain tidak nol (unlimited).
3.
7 Prosedur Analisis
Prosedur
dalam manganalisis data pada penelitian ini sebagai berikut:
3.7.1 Pengujian Estimasi Parameter
Untuk menguji parameter, uji yang digunakan adalah uji Wald dan
Likelihood Ratio (LR).
Uji Wald dan LR test sering digunakan untuk uji dalam model tobit (Robinson,
Bera and Jarque, 1985 dalam layli,
2006). Langkah-langkah dalam uji koefisien regresi adalah.
1.
Likelihood Ratio Test (Uji
G)
Uji
serentak digunakan untuk menguji parameter hasil dugaan secara bersama sama. Hipotesa yang
digunakan:
Hipotesis :
H0 :
ß1= ß2 =....= ßk = 0
H1 :
Paling tidak terdapat satu ßj ≠ 0
Statistik
uji :
G =
-2 ln (L
Dimana
: L1 = Likelihood tanpa
variabel independen tertentu
L0 = Likelihood dengan
variabel independen tertentu
Statistik
uji ini mengikuti distribusi chi-square dengan derajat bebas
yaitu banyaknya
parameter dalam model sehingga kesimpulan yang dapat
diambil: H0
diterima jika uji G = χ2 a,k berarti tidak satupun ßj
yang mempunyai peran terhadap model.
2.
Uji Wald
Uji
ini dilakukan untuk menguji setiap ßj secara individual untuk menunjukkan apakah
suatu variabel bebas layak untuk masuk dalam
Hipotesa yang digunakan:
Hipotesa yang digunakan:
H0 :
ßj = 0
H1 :
ßj ≠ 0
Statistik uji:
W2=B2j/Se
(Bj2)
Di mana :
Se (Bj2) = varian
Bj2 = nilai koefisien dugaan
variabel independen
W2
mengikuti distribusi X2 sehingga
keputusan didasarkan pada H0 diterima
jika _w2 X2 α berarti βj mempunyai peran terhadap model.
3.7.1 Justifikasi Statistik
Analisis regresi dengan model Tobit dipakai untuk menentukan minat tenaga kerja untuk bekerja ke luar
negeri. Koefisien parameter dari masing–masing variabel operasional dalam model
(ßi) dapat diuji nilai signifikasinya dari nilai t-rasio masing–masing guna
menentukan faktor yang secara statistik mempengruhi variabel dependennya (minat migrasi).
Untuk menguji signifikasi dari variabel yang diamati maka dapat
dilakukkan jika nilai t-rasio yang dihitung lebih besar dari nilai t-tabel maka
dikatakan bahwa nilai variabel independen yang diamati secara statistik adalah
signifikan mempengaruhi variabel dependennya. Setelah
semua variabel diuji signifikasinya maka dapat diinterpretasikan
makna statistiknya. Analisis ini kemudian
dihubungkan dengan teori yang berlaku, apakah sudah sesuai dengan teori
yang berlaku
3.7.2 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji
t)
Uji statistik t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen (Imam Ghozali, 2005). Untuk
menguji pengaruh variabel independen terhadap dependen secara individu
dapat dibuat hipotesis sebagai berikut :.
1.
H0 : β1 ≤ 0, yaitu tidak pengaruh dari variabel
umur terhadap variabel minat migrasi
H1 : β1 > 0, yaitu terdapat pengaruh positif
dari variabel umur terhadap variabel minat migrasi
2.
H0 : β2 ≤ 0, yaitu tidak ada pengaruh dari
variabel pendidikan terhadap variabel minat migrasi
H1 : β2 > 0, yaitu terdapat pengaruh negatif
pendidikan terhadap variabel minat migrasi
3.
H0 : β3 ≤
0, yaitu tidak ada perbedaan dari variabel status pernikahan terhadap variabel minat migrasi
H1 : β3 >
0, yaitu terdapat perbedaan variabel status pernikahan terhadap variabel minat migrasi
4.
H0 : β4 ≤
0, yaitu tidak ada perbedaan dari variabel kondisi pekerjaan migran terhadap variabel minat migrasi
H1 : β4 >
0, yaitu terdapat perbedaan dari variabel kondisi pekerjaan migran terhadap variabel minat migrasi
5.
H0 : β5 ≤
0, yaitu tidak ada pengaruh dari variabel jumlah tanggungan terhadap variabel minat migrasi
H1 : β5 >
0, yaitu terdapat pengaruh positif variabel jumlah tanggungan terhadap variabel
minat migrasi
6.
H0 : β6 ≤
0, yaitu tidak ada pengaruh dari variabel pendapatan terhadap variabel minat migrasi
H1 : β6 >
0, yaitu terdapat pengaruh negatif variabel pendapatan terhadap variabel minat migrasi
Untuk menguji
hipotesis tersebut digunakan statistik t, dimana nilai t hitung dapat diperoleh
dengan formula sebagai berikut :
T hitung = ............................................
(8)
Di mana :
Di mana :
Βj = koefisien regresi
Se (βj) = standard error
koefisien regresi
Di mana ßj adalah koefisen regresi dan se (ßj)
adalah standar error koefisien regresi. Uji t ini dilakukan dengan
membandingkan t hitung dengan t tabel. Apabila t hitung > t tabel, maka
hipotesis alternatif diterima yang menyatakan bahwa variabel independen secara individual
mempengaruhi variabel dependen. Sebaliknya apabila t hitung < t tabel maka
variabel independen secara individual tidak mempengaruhi variabel dependen.
BAB IV
HASIL ADAN PEMBAHASAN
4.1
Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1 Keadaan
Geografis
Kota Semarang terletak antara garis 6050, - 70 10, Lintang Selatan dan garis 109035,
- 110050, Bujur Timur. Dibatasi oleh Kota Kendal di sebelah Barat,
Kota Demak di sebelah Timur, Kabupaten Semarang di sebelah Selatan, dan Laut
Jawa di sebelah Utara dengan panjang garis pantai meliputi 13,6 Km. Ketinggian
Kota Semarang terletak antara 0,17 sampai dengan 348,00 di atas garis pantai
(BPS, 2008).
4.1.2 Luas Penggunaan Lahan
Secara administratif, Kota Semarang terbagi atas 16 wilayah
Kecamatan dan 117 kelurahan. Luas wilayah Kota Semarang tercatat 373,70 Km2.
Luas yang ada terdiri dari 39,56 Km2 (10,43 persen) tanah sawah dan
334,14 Km2 (89,57 persen) bukan tanah sawah. Menurut penggunaannya,
luas tanah sawah terbesar merupakan tanah sawah tadah hujan (53,12 persen) dan
hanya sekitar 19,97 persen yang dapat ditanami dua kali dalam setahun (BPS, 2008).
4.1.3 Keadaan Demografis
Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun
2008, jumlah penduduk Kota Semarang tercatat sebesar 1.481.640 jiwa. Dengan pertumbuhan penduduk tahun 2008
sebesar 1,61 persen. Kondisi tersebut memberi arti bahwa pembangunan
kependudukan, khususnya usaha untuk menurunkan jumlah kelahiran memberi hasil
yang nyata (BPS, 2008). Sekitar 74 persen penduduk Kota Semarang berumur
produktif (15-64 tahun), sehingga angka beban tanggungan, yaitu perbandingan
antara penduduk usia produktif dangan penduduk usia tidak produktif (0-14 tahun
dan 65 tahun ke atas) pada tahun 2008 sebesar 26 persen yang berarti 1 orang
usia produktif menanggung 26 orang usia tidak produktif (BPS, 2008).
TABEL 4.1 BANYAKNYA PENDUDUK MENURUT KELOMPOK USIA DAN JENIS
KELAMIN DI KOTA SEMARANG TAHUN 2004-2008
Kelompok
Usia
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
Total
|
0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65+
|
26.392
60.628
61.849
59.806
62.760
79.438
73.917
71.343
60.084
51.891
42.556
28.105
16.363
40.325
|
25.359
57.913
59.913
57.772
61.137
78.668
75.235
73.112
63165
54.113
40.592
26.588
19.000
53.606
|
51.751
118.514
121.761
117.578
123.896
158.106
149.152
144.466
123.250
106.007
83.148
54.695
35.363
93.930
|
Total 2008
2007
2006
2005
2004
|
735.457
772.026
705.627
695.676
684.705
|
746.183
732.568
713.851
703.457
693.488
|
1.481.640
1.454.594
1.419.478
1.399.133
1.378.193
|
Sumber: Statistics of Semarang City,BPS 2009
Dalam kurun waktu
5 tahun (2004-2008), lihat Tabel 4.1, kepadatan penduduk cenderung naik seiring
dengan kenaikkan jumlah penduduk. Di sisi lain, penyebaran penduduk di
masing-masing Kecamatan belum merata. Di wilayah Kota Semarang tercatat
Kecamatan Pedurungan sebagai wilayah terpadat, sedangkan di wilayah Kecamatan
Tugu kepadatannya paling rendah (BPS, 2008). Banyaknya penduduk Kota Semarang
per Kecamatan tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut:
TABEL 4.2
JUMLAH PENDUDUK KOTA SEMARANG PER KECAMATAN
TAHUN 2004-2008
Kecamatan
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
Total
|
Mijen
Gunungpati Banyumanik
Gajah Mungkur
Smg. Selatan Candisari
Tembalang Pedurungan
Genuk
Gayamsari
Smg. Timur
Smg. Utara
Smg. Tengah
Smg. Barat
Tugu
Ngaliyan
|
23.875
41.492
56.799
30.627
42.892
39.905
61.802
79.763
38.471
34.401
40.208
60.878
36.092
78.687
17.174
52.408
|
23.276
31.700
57.709
30.434
42.715
40.639
60.493
80.730
38.725
35.208
41.944
64.879
38.075
79.848
13.280
52.407
|
47.154
73.192
114.508
61.061
85.607
80.554
122.295
160.493
77.196
69.609
82.152
125.757
74.167
158.535
30.454
104.815
|
Total 2008 2007
2006
2005
2004
|
735.457
772.026
705.627
695.676
684.705
|
746.183
732.568
713.851
703.457
693.488
|
1.481.640
1.454.594
1.419.478
1.399.133
1.378.193
|
Sumber: Kota Semarang Dalam Angka, 2009
Dari Tabel 4.2 di atas, dapat dilihat komposisi penduduk pada
tahun 2008 pada 16 Kecamatan yang ada di Kota Semarang, jumlah penduduk
perempuan lebih besar dari jumlah penduduk laki-laki. Jumlah penduduk laki-laki
dan perempuan tertinggi terdapat di 2 Kecamatan yaitu Kecamatan Pedurungan dan
Kecamatan Semarang Barat. Sehingga kepadatan penduduk tertinggi juga terdapat
di 2 kecamatan tersebut.
4.1.4 Keadaan
Ekonomi
TABEL
4.4 ANGKATAN KERJA DI KOTA SEMARANG
TAHUN 2004-2008
Tahun
|
Bekerja
|
Mencari
Pekerjaan
|
Jumlah
|
2004
|
97.458
|
85.565
|
184.023
|
2005
|
98.256
|
99.564
|
196.820
|
2006
|
99.235
|
112.363
|
221.598
|
2007
|
101.855
|
120.258
|
222.113
|
2008
|
132.213
|
121.013
|
253.226
|
Sumber:
Keadaan Angkatan Kerja di Kota Semarang, 2009 – BPS,
Menurunnya pertumbuhan produksi beberapa sub sektor industri manufaktur,terutama
industri pengolahan barang kayu berakibat pada rendahnya kemampuan industri
manufaktur untuk menciptakan lapangan kerja baru dan mengurangi masalah
pengangguran (sumber: BPS,2008). Data orang yang telah bekerja mengalami
kenaikkan tiap tahunnya (dari tahun 2004-2008). Pada tahun 2008, penduduk yang
bekerja mengalami kenaikan sebesar 30.358 orang (Lihat Tabel 4.4) dari tahun
2007 yang hanya sebesar 101.855 orang, sementara pertumbuhan pencari kerja atau
dengan kata lain pengangguran terbuka
telah mencapai 121.013 orang di tahun 2008. Jumlah tersebut terus naik
dari tahun ke tahun. Jumlah pencari
kerja pada tahun 2004 sudah mencapai 85.565 orang dari jumlah angkatan kerja.
Bahkan pada tahun 2006, tingkat pengangguran terbuka telah mencapai 112.363 orang
dari angkatan kerja. Kenaikan harga BBM diperkirakan menjadi penyebab banyaknya
kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) terutama di industri padat karya dan usaha
kecil yang mengakibatkan
jumlah pengangguran makin meningkat pada tahun 2004.
4.2 Analisis Data
4.2.1
Karakteristik Responden
Penelitian
terhadap calon tenaga kerja yang
membuat kartu AK1 mendapatkan responden
tersebar dari berbagai wilayah di Kota Semarang, antara lain: (Lihat Tabel
4.6).
Tabel 4.6
Daerah Asal Tenaga Kerja Responden (n=100)
No
|
Asal Kecamatan
|
Jumlah Responden
|
1
|
Mijen
|
4
|
2
|
Gunung Pati
|
12
|
3
|
Banyumanik
|
7
|
4
|
Gajah Mungkur
|
3
|
5
|
Smg Selatan
|
6
|
6
|
Candisari
|
0
|
7
|
Tembalang
|
4
|
8
|
Pedurungan
|
5
|
9
|
Genuk
|
4
|
10
|
Gayamsari
|
11
|
11
|
Smg Timur
|
6
|
12
|
Smg Utara
|
13
|
13
|
Smg Tengah
|
4
|
14
|
Smg Barat
|
21
|
15
|
Tugu
|
0
|
Sumber: Data primer yang diolah, 2010
Dilihat dari
umurnya, sebanyak 68 persen calon tenaga kerja migran yang menjadi responden
dalam penelitian ini berusia antara 20 sampai 29 tahun ( Lihat Tabel 4.7 ). Hal
seperti ini dimungkinkan mengingat usia pada rentang tersebut merupakan usia
yang produktif untuk bekerja. Selain itu mereka juga mempunyai motif untuk
memperoleh pekerjaan dengan tingkat upah yang lebih baik daripada yang mereka
dapatkan di daerah asal. Jenis kelamin dari calon tenaga kerja juga didominasi
oleh kaum wanita yakni sebesar 56 persen. Hal ini didorong oleh keinginan
mereka beremansipasi dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga daripada mereka
hanya menjadi ibu rumah tangga. Dilihat dari tingkat pendidikannya, lebih dari
separoh (80 persen) calon tenaga kerja responden merupakan tenaga kerja yang
hanya berpendidikan SLTA, 7 persen berpendidikan diploma dan 13 persen
berpendidikan sarjana.
Secara keseluruhan
dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa kebanyakan tenaga kerja mempunyai
tingkat pendidikan yang relatif tinggi. Tingkat pendidikan yang tinggi ini diduga
akan berpengaruh terhadap kemauan dan keterampilan yang dimiliki tenaga kerja
yang bekerja di luar negeri, yang berakibat pada kesempatan di dalam memasuki
jenis pekerjaan yang ada.
Alasan responden
yang berminat bekerja ke luar negeri adalah ingin mendapatkan pengalaman serta
ilmu baru dan mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi di bandingkan di daerah
asalnya. Responden yang berminat untuk
bekerja di luar negeri umumnya memilih negara-negara tujuan di Asia seperti
China, Jepang dan Korea dengan alasan bahwa negara tersebut dekat dengan
Indonesia dibandingkan dengan negara-negara Timur Tengah walaupun dengan
nominal gaji yang lebih kecil.
4.2.2 Analisis Regresi
Untuk
mengestimasi Faktor Yang Mempengaruhi Minat Tenaga Kerja Untuk Bekerja Ke Luar
Negeri digunakan paket Eviews 6.0 diperoleh hasil estimasi model Tobit sebagai
berikut:
TABEL 4.12
HASIL PERSAMAAN REGRESI
|
Coefficient
|
z-Statistic
|
Prob.
|
C
|
4.110248
|
2.718018
|
0.0066
|
X1
|
-0.358244
|
-3.818644
|
0.0001
|
X2
|
-0.222113
|
-0.442608
|
0.6580
|
X3
|
1.913851
|
3.590393
|
0.0003
|
X4
|
0.389852
|
1.920753
|
0.0548*
|
X5
|
0.401945
|
2.663878
|
0.0077
|
X6
|
-0.510600
|
-2.046990
|
0.0407
|
Sumber:
Lampiran B data diolah, 2010
signfikan pada tingkat alpha 5%. *
signifikan pada alpha 10%
Dari hasil
estimasi, Faktor Yang Mempengaruhi Minat Tenaga Kerja Untuk Bekerja Ke Luar
Negeri variabel yang mempengaruhi adalah variabel Umur (prob.0,0001), Pekerjaan
responden (Prob.0,0003), Jumlah Tanggungan (Prob. 0,0077), Pendidikan (Prob.
0.0548*), Pendapatan (Prob. 0,0407), secara statistik pada alpha 5% dan (*)
alpha 10%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel tersebut mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap minat migrasi. Sedangkan variabel penjelas lainnya
menunjukkan keadaan yang tidak signifikan
4.2.3 Uji t
Untuk menguji pengaruh masing-masing variabel digunakan uji t
sedangkan untuk R2
dan uji F sudah tidak
berlaku lagi atau invalid (White J. K. et.al Dalam Indah Susilowati, 1999).
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen
(bebas) terhadap variabel dependen (terikat). Uji t dilakukan dengan
membandingkan t-hitung dengan t-tabel maka Ho di tolak atau sebaliknya. Jumlah
responden yang menjadi sampel penelitian sebesar 100 sampel dengan 29 orang
responden berminat untuk bekerja ke luar negeri dan 71 orang tidak berminat
bekerja ke luar negeri. Kemudian tingkat keyakinan ( a) di tetapkan sebesar
0,05 dan degree of freedom (dF) dengan rumus (n-k-1)= 60, sehingga dapat
pada tabel Uji t, nilai t-tabel sebesar 1,658, pembanding t-ratio
4.3 Interpretasi Hasil
Berdasarkan
analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil:
1.
Umur
Dari hasil uji
statistik umur signifikan terhadap minat
tenaga kerja untuk bekerja ke luar negeri (Prob. 0,00010) dan bertanda negatif.
Menjelaskan bahwa umur seseorang menjadi patokan orang tersebut ingin dan mampu
untuk bekerja ke luar negeri, dimana menunjukkan bahwa minat responden yang
berumur lebih muda lebih tertarik dibandingkan responden yang berumur lebih
tua. Karena usia muda lebih produktif daripada usia tua.
2.
Status Pernikahan
Dari hasil uji
statistik status pernikahan tidak signifikan (prob.0,6580) dan bertanda
negatif terhadap minat tenaga kerja
untuk bekerja ke luar negeri. Menjelaskan bahwa adanya perbedaan antara orang
yang telah menikah dan orang yang belum menikah, dimana responden dengan status
menikah maupun belum menikah dapat menentukan pilihan ingin atau tidak
bermigrasi atau bekerja di luar negeri.
3.
Pekerjaan Responden
Dari hasil uji
statistik pekerjaan responden signifikan (Prob.0,0003) dan bertanda positif
terhadap minat tenaga kerja untuk bekerja ke luar negeri. Menjelaskan perbedaan
antara orang yang pernah bekerja dan belum pernah bekerja, dimana orang yang
pernah
pekerjaan berarti telah memiliki pengalaman kerja dengan kemapuan
dan ketrampilan yang telah diasah saat bekerja. Namun pada penelitian ini,
meniliti responden yang sedang mencari pekerjaan, hal ini menunjukkan bahwa
para tenaga kerja ingin mendapatkan pekerjaan yang lebih dapat mensejahterakan
dirinya maupun keluarga, dan peluang untuk bekerja ke luar negeri terbentang
luas dengan adanya pengalaman kerja di daerah asal.
4.
Pendidikan terakhir
Dari hasil
uji statistik tingkat pendidikan terakhir signifikan (Prob.0,0548*) dan
bertanda positif terhadap minat tenaga kerja untuk bekerja ke luar negeri,
dimana responden dengan pendidikan tinggi lebih tertarik dibandingkan dengan
responden yang berpendidikan rendah. Hal ini dikarenakan dengan pendidikan
tinggi (Diploma, Sarjana) mendapatkan posisi atau pekerjaan yang lebih baik
dari pada bekerja di daerah asal. Dengan perhitungan posisi pekerjaan yang sama
di daerah asal namun berbeda jumlah gaji yang diperoleh.
5.
Jumlah Tangungan Keluarga
Dari hasil
uji statistik jumlah tanggungan keluarga sedapur responden signifikan (prob.
0,0077) terhadap minat tenaga kerja untuk bekerja ke luar negeri, menunjukkan
bahwa semakin banyak jumlah tanggungan maka semakin besar minat untuk bekerja
ke luar negeri guna dapat mecukupi kebutuhannya. Dikarenakan jumlah pendapatan yang
diperoleh didaerah asal yang tidak dapat mencukupi kebutuhan maka kemungkinan
mendapatkan gaji besar dengan bekerja di luar negri
6.
Pendapatan yang Diperoleh
Dari hasil
uji statistik pendapatan yang diperoleh responden tiap bulannya berpengaruh
signifikan (prob.0,0407) terhadap minat tenaga kerja untuk bekerja ke luar
negeri. Hal ini dikarenakan semakin besar pendapatan seseorang maka semakin
kecil minat bekerja ke luar negeri dibandingkan dengan seseorang yang
berpendapatan rendah. Dengan bekerja ke luar negeri diharapkan mendapatkan
penghasilan yang lebih besar
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian dalam Bab 4, maka
dalam Bab 5 ini ada 3 (tiga) hal pokok yang dapat disimpulkan. Pertama, adalah kesimpulan
umum yang merupakan hasil penelitian sebagai hasil pengujian hipotesis untuk
menjawab pertanyaan penelitian, sedangkan hal kedua, merupakan saran-saran untuk tindak lanjut.
Sesuai dengan permasalahan, teori yang membingkai penelitian ini, hipotesis,
dan hasil pembahasan yang telah diuraikan dalam Bab sebelumnya, maka kesimpulan
yang dapat ditarik dari temuan empirik dalam pelaksanaan adalah sebagai berikut
:
1.
Dari beberapa
variabel-variabel yang dihipotesiskan, variabel independen yang mempengaruhi
minat tenaga kerja untuk bekerja ke luar negeri, ternyata hanya variabel Umur
(prob.0,0001), Pekerjaan responden (Prob.0,0003), Jumlah Tanggungan
(Prob.0,0077), Pendidikan (Prob.0.0548*) Pendapatan (Prob. 0,0407) yang memberi
pengaruh secara signifikan terhadap minat responden untuk bekerja ke luar
negeri.
2.
Dari uji likelihood
ratio diketahui bahwa variabel status pernikahan tidak memiliki peran atau
pengaruh terhadap vaiabel dependen dan memiliki peran adalah variabel umur,
pekerjaan responden, pendidikan, jumlah tanggungan, pendpatan, sedangkan
pada uji wald disimpulkan bahwa
keseluruhan dari variabel independen memiliki pengaruh/peran terhadap data
dalam model tobit.
3.
Dari hasil penelitian,
responden yang berminat untuk bekerja ke luar negeri sebesar 20 orang dan yang
tidak berminat adalah 80 orang. Dengan demikian masih kecilnya minat tenaga
kerja asal Kota Semarang yang berminat bekerja ke luar negeri.
5.2 Saran
Menyadari bahwa, penelitian yang dilaksanakan ini tidak terlepas
dari keterbatasan-keterbatasan, maka dalam kesempatan ini disarankan kepada
pihak yang berkompeten untuk mengkaji lebih seksama beberapa pokok persoalan
yang ternyata luput dari kerangka pemikiran penelitian ini. Adapun saran yang
bisa direkomendasikan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Dari hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa probabilitas ( a=5%) tertinggi tenaga kerja yang berminat
bekerja ke luar negeri yaitu faktor pendapatan yang diperoleh tiap bulannya di
daerah asal, sehingga perlu dipertimbangankan solusi untuk mengatasi faktor
tersebut, antara lain, perlu untuk mempertimbangkan penyesuaian upah minimum
antara kota besar dengan upah minimum, untuk memperkecil arus tenaga kerja
bekerja ke luar negeri, serta dapat menyediakan atau menciptakan lapangan
pekerjaan
2.
Pengaruh pendidikan terhadap
migrasi ke luar negeri yang menunjukkan pengaruh yang positif yang berarti bila
makin tinggi jumlah orang yang berpendidikan SLTA ke atas maka akan
mempengaruhi peningkatan migrasi ke luar negeri. Oleh karena itu diharapkan
pemerintah dapat menyediakan peluang dan kesempatan kerja dengan spesifikasi yang
dapat menampung orang-orang yang berpendidikan SLTA ke atas, sehingga
ketimpangan pasar tenaga kerja yang dapat menyebabkan terjadinya arus migrasi
yang terpolarisasi pada daerah/negara yang sudah berkembang dapat ditekan.
Perlu diperhatikan pula untuk pemerintah Kota Semarang agar dapat menciptakan
keuntungan dan keunggulan berdasarkan market based dan resurces based yang tersedia
sehingga aliran investasi dan pembangunan dan distribusi pendapatan disetiap
daerah dapat dimanfaatkan secara optimal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar