NAMA : TUTI HANDAYANI
KELAS : 3EA13
NPM : 19210344
TEMA :
KELAYAKAN BISNIS DALAM KELANGSUNGAN SUATU
USAHA Foto Copy
USAHA Foto Copy
BAB I
1.1 LATAR BELAKANG
Pada zaman Modern saat ini
inflasi terjadi di mana-mana. Hal ini membuat masyarakat menderita terutama
bagi masyarakat yang berpenghasilan sedikit bahkan bagi masyarakat yang
pengangguran. Karena inflasi ini banyak masyarakat yang berkeinginan untuk
mendapatkan pengahasilan yang lebih, dari sinilah timbul keinginan masyarakat
akan membuka suatu usaha. Karena 90% penghasilan besar didaptkan dari berusaha.
Tetapi tidak semua masyarakat melakukan hal itu dikarenakan ketakutan mereka
akan kegagalan dalam berusaha. Karena dalam usaha tidak sembarang orang
melakukan usaha langsung sukses tanpa tahap-tahap yang harus dihadapi. Namun
banyak juga di antara masyarakat sekarang membuka suatu usaha.
Menjadi pengusaha sukses itu
harus mempunyai bekal, seperti mempunyai
tekad,kemauan, dan keahlian kita bisa menjadi pengusaha sukses. Namun
ada satu hal yang sulit dalam membuka suatu usaha yaitu mendapatkan dan
mengendalikan modal. Dalam memperoleh modal dapat melalui pinjaman dari bank,
investasi atau lain sebagainya. Dan dalam mengendalikan modal merupakan faktor
yang sedikit sulit, karena di sini harus dibutuhkan kecerdasan dan kepandaian
seseorang dalam mengelola bisnisnya, karena itulah yang dapat mempengaruhi
suatu pengusaha tersebut akan mendapatkan keuntungan atau kerugian.
Keuangan merupakan salah satu
fungsi bisnis yang bertujuan untuk membuat keputusan-keputusan investasi,
pendanaan, dan dividen. Keputusan pendanaan difokuskan untuk mendapatkan usaha
optimal dalam rangka mendapatkan dana/dana tambahan untuk mendukung kebijakan
investasi. Masalah utama dalam mengoptimalkan keputusan pendanaan adalah
menetapkan struktur modal (utang dan ekuitas) yang optimal sebagai asumsi dasar
dalam memutuskan berapa jumlah dana dan bagaimana komposisi jumlah dana
pinjaman dan dana sendiri yang ditambahkan untuk mendukung kebijakan investasi
sehingga kinerja keuangan dalam suatu usaha dapat tumbuh. Suatu aktivitas
bisnis tidak akan dapat berjalan dengan baik bila tidak didukung oleh
ketersediaan dana yang baik dan mencukupi.
Dalam penulisan akan membahas tentang
usaha foto copy karena usaha foto copy merupakan salah satu usaha
jasa yang menggunakan alat – alat berteknologi canggih, seperti mesin fotocopy,
mesin laminating. Usaha tersebut mempunyai sifat strategi sebagai sarana yang
membantu kelancaran arus pemuas kebutuhan para konsumen atau para pengguna jasa
tersebut, dimana setiap kebutuhan konsumen dapat terpenuhi.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah :
1) Bagaimana kelayakan investasi dalam
kelangsungan usaha berdasarkan penilai dengan menggunakan metode payback
period, NPV, IRR, PI serta aspek-aspek studi kelayakan bisnis
2) Apakah kelangsungan suatu usaha itu
dapat dilaksanakan atau tidak
1.3
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan atas rumusan masalah
maka dapat diketahui tujuan penelitian, yaitu :
1) Untuk mengetahui kelayakan investasi
yang dilakukan untuk di teruskan atau tidak berdasarkan penilaian metode
Payback Period, NPV, IRR, dan PI.
2) Untuk mengetahui kelayakan suatu
usaha untuk dilaksanakan atau tidak
BAB
II
1.4 KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka pemikiran merupakan kumpulan teori yang digunakan
dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan dengan permasalahan yang adadalam
penelitian. Selain itu, teori merupakan acuan untuk menjawab permasalahan.
Suatu bisnis erat kaitannya dengan kegiatan investasi. Pihak
yangmenginvestasikan modalnya tentu harus mengkaji secara mendalam
bisnistersebut. Oleh karena itu, di setiap bisnis perlu dilakukan analisis berupa
studikelayakan bisnis beserta aspek-aspeknya untuk melihat secara
menyeluruhberbagai aspek mengenai kemampuan suatu bisnis dalam memberikan
manfaatterhadap modal. Adapun aspek-aspek kelayakan bisnis yang dianalisis
antara lain :aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek
sosial, ekonomi,dan budaya, aspek lingkungan serta aspek finansial.
Menurut
Gittinger (1986), proyek atau bisnis merupakan suatu kegiatan yang mengeluarkan
uang atau biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh hasil dan secara logika
merupakan wadah untuk melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan, pembiayaan dan
pelaksanaan dalam satu unit. Rangkaian dasar dalam perencanaan bisnis adalah
siklus bisnis yang terdiri dari tahap-tahap identifikasi, persiapan, dan
analisis penelitian, pelaksanaan, dan evaluasi. Evaluasi bisnis sangat penting,
evaluasi ini dapat dilakukan beberapa kali selama pelaksanaan bisnis.
1.5 TEORI
a)
Pengertian Studi
Kelayakan Bisnis
Pengertian studi kelayakan bisnis menurut Kasmir dan Jakfar
(2003) adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu
kegiatan atau usaha yang akan dijalankan untuk menentukan layak atau tidaknya
suatu bisnis dijalankan. Tujuan utama dilakukan studi kelayakan bisnis ini
tentunya yang akan berdiri bisa berjalan sesuai harapan baik dalam jangka
pendek atau panjang serta untuk mengukur seberapa besar potensi usaha tersebut
baik dalam situasi mendukung maupun situasi tidak mendukung.
Beberapa persiapan sebelum menjalankan studi kelayakan bisnis :
Beberapa persiapan sebelum menjalankan studi kelayakan bisnis :
1.
Pengumpulan data dan
informasi
2.
Pengolahan data
3.
Analisis data
4.
Pengambilan keputusan
b)
Jenis-jenis Bisnis
1.Monopsoni
Monopsoni, adalah keadaan dimana satu pelaku usaha menguasai penerimaan pasokan atau menjadi pembeli tunggal atas barang dan/atau jasa dalam suatu pasar komoditas.Kondisi Monopsoni sering terjadi didaerah-daerah Perkebunan dan industri hewan potong (ayam), sehingga posisi tawar menawar dalam harga bagi petani adalah nonsen. Perlu diteliti lebih jauh dampak fenomena ini, apakah ada faktor-faktor lain yang menyebabkan Monopsoni sehingga tingkat kesejahteraan petani berpengaruh.
Contohnya : hanya ada satu perusahaan yang menangani kereta api di Indonesia yaitu, PT.KAI
2. Monopoli (dari bahasa Yunani: monos, satu + polein, menjual) adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu penjual yang menguasai pasar. Penentu harga pada pasar ini adalah seorang penjual atau sering disebut sebagai “monopolis”.
Sebagai penentu harga (price-maker), seorang monopolis dapat menaikan atau mengurangi harga dengan cara menentukan jumlah barang yang akan diproduksi; semakin sedikit barang yang diproduksi, semakin mahal harga barang tersebut, begitu pula sebaliknya. Walaupun demikian, penjual juga memiliki suatu keterbatasan dalam penetapan harga. Apabila penetapan harga terlalu mahal, maka orang akan menunda pembelian atau berusaha mencari atau membuat barang subtitusi (pengganti) produk tersebut atau —lebih buruk lagi— mencarinya di pasar gelap
3. Oligopoli adalah adalah pasar di mana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh.
Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan permainan pasar, di mana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga, dan sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka.
Praktek oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk kedalam pasar, dan juga perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual terbatas, sehingga menyebabkan kompetisi harga diantara pelaku usaha yang melakukan praktek oligopoli menjadi tidak ada.
Struktur pasar oligopoli umumnya terbentuk pada industri-industri yang memiliki capital intensive yang tinggi, seperti, industri semen, industri mobil, dan industri kertas.
4. Oligopsoni, adalah keadaan dimana dua atau lebih pelaku usaha menguasai penerimaan pasokan atau menjadi pembeli tunggal atas barang dan/atau jasa dalam suatu pasar komoditas.
Monopsoni, adalah keadaan dimana satu pelaku usaha menguasai penerimaan pasokan atau menjadi pembeli tunggal atas barang dan/atau jasa dalam suatu pasar komoditas.Kondisi Monopsoni sering terjadi didaerah-daerah Perkebunan dan industri hewan potong (ayam), sehingga posisi tawar menawar dalam harga bagi petani adalah nonsen. Perlu diteliti lebih jauh dampak fenomena ini, apakah ada faktor-faktor lain yang menyebabkan Monopsoni sehingga tingkat kesejahteraan petani berpengaruh.
Contohnya : hanya ada satu perusahaan yang menangani kereta api di Indonesia yaitu, PT.KAI
2. Monopoli (dari bahasa Yunani: monos, satu + polein, menjual) adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu penjual yang menguasai pasar. Penentu harga pada pasar ini adalah seorang penjual atau sering disebut sebagai “monopolis”.
Sebagai penentu harga (price-maker), seorang monopolis dapat menaikan atau mengurangi harga dengan cara menentukan jumlah barang yang akan diproduksi; semakin sedikit barang yang diproduksi, semakin mahal harga barang tersebut, begitu pula sebaliknya. Walaupun demikian, penjual juga memiliki suatu keterbatasan dalam penetapan harga. Apabila penetapan harga terlalu mahal, maka orang akan menunda pembelian atau berusaha mencari atau membuat barang subtitusi (pengganti) produk tersebut atau —lebih buruk lagi— mencarinya di pasar gelap
3. Oligopoli adalah adalah pasar di mana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh.
Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan permainan pasar, di mana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga, dan sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka.
Praktek oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk kedalam pasar, dan juga perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual terbatas, sehingga menyebabkan kompetisi harga diantara pelaku usaha yang melakukan praktek oligopoli menjadi tidak ada.
Struktur pasar oligopoli umumnya terbentuk pada industri-industri yang memiliki capital intensive yang tinggi, seperti, industri semen, industri mobil, dan industri kertas.
4. Oligopsoni, adalah keadaan dimana dua atau lebih pelaku usaha menguasai penerimaan pasokan atau menjadi pembeli tunggal atas barang dan/atau jasa dalam suatu pasar komoditas.
c)
Ruang Lingkup
Aspek yang terdapat pada studi kelayakan proyek atau bisnis
yang terdiri dari berbagai aspek yang sudah disebutkan di atas antara
lain :
1. Aspek hukum
Berkaitan dengan keberadaan secara legal dimana proyek akan dibangun yang meliputi ketentuan hukum yang berlaku termasuk :
a.
Perijinan :
i) Izin lokasi :
• sertifikat (akte tanah),
• bukti pembayaran PBB yang terakhir,
• rekomendasi dari RT / RW / Kecamatan
ii) Izin usaha :
• Akte pendirian perusahaan dari notaris setempat PT/CV atau
berbentuk badan hukum
lainnya.
• NPWP (nomor pokok wajib pajak)
• Surat tanda daftar perusahaan
• Surat izin tempat usaha dari pemda setempat
• Surat tanda rekanan dari pemda setempat
• SIUP setempat
• Surat tanda terbit yang dikeluarkan oleh Kanwil Departemen
Penerangan
2. Aspek sosial ekonomi dan budaya
Berkaitan dengan dampak yang diberikan kepada masyarakat karena adanya suatu proyek tersebut :
a. Dari sisi budaya
Mengkaji tentang dampak keberadaan peroyek terhadap kehidupan masyarakat setempat, kebiasaan adat setempat.
Mengkaji tentang dampak keberadaan peroyek terhadap kehidupan masyarakat setempat, kebiasaan adat setempat.
b. Dari sudut ekonomi
Apakah proyek dapat mengubah atau justru mengurangi income per capita panduduk setempat. Seperti seberapa besar tingkat pendapatan per kapita penduduk, pendapatan nasional atau upah rata-rata tenaga kerja setempat atau UMR, dll.
Apakah proyek dapat mengubah atau justru mengurangi income per capita panduduk setempat. Seperti seberapa besar tingkat pendapatan per kapita penduduk, pendapatan nasional atau upah rata-rata tenaga kerja setempat atau UMR, dll.
c. Dan dari segi sosial
Apakah dengan keberadaan proyek wilayah menjadi semakin ramai, lalulintas semakin lancar, adanya jalur komunikasi, penerangan listrik dan lainnya, pendidikan masyarakat setempat.
Apakah dengan keberadaan proyek wilayah menjadi semakin ramai, lalulintas semakin lancar, adanya jalur komunikasi, penerangan listrik dan lainnya, pendidikan masyarakat setempat.
Untuk mendapatkan itu semua dengan cara wawancara, kuesioner, dokumen, dll. Untuk melihat apakah suatu proyek layak atau tidak dilakukan dengan membandingkan keinginan investor atau pihak yang terkait dengan sumber data yang terkumpul.
3. Aspek pasar dan pemasaran
Berkaitan dengan adanya peluang pasar untuk suatu produk yang akan di tawarkan oleh suatu proyek tersebut :
• Potensi pasar
• Jumlah konsumen potensial, konsumen yang mempunyai keinginan
atau hasrat untuk membeli.
Tentang perkembangan/pertumbuhan penduduk :
• Daya beli, kemampuan konsumen dalam rangka membeli barang
mencakup tentang perilaku, kebiasaan, preferensi konsumen, kecenderungan
permintaan masa lalu, dll.
• Pemasaran, menyangkut tentang starategi yang digunakan untuk
meraih sebagian pasar potensial atau pelung pasar atau seberapa besar
pengaruh strategi tersebut dalam meraih
besarnya market share.
4. Aspek teknis dan teknologi
Berkaitan dengan pemilihan lokasi peroyek, jenis mesin, atau peralatan lainnya yang sesuai dengan kapasitas produksi, lay out, dan pemilihan teknologi yang sesuai.
5. Aspek manajemen
Berkaitan dengan manajemen pembangunan proyek dan operasionalnya.
6. Aspek keuangan
Berkaitan dengan sumber dana yang akan diperoleh dan proyeksi pengembaliannya dengan tingkat biaya modal dan sumber dana yang bersangkutan.
Berkaitan dengan sumber dana yang akan diperoleh dan proyeksi pengembaliannya dengan tingkat biaya modal dan sumber dana yang bersangkutan.
d)
Badan Usaha / Perusahaan
Perseorangan atau Individu
Perusahaan perseorangan adalah badan usaha kepemilikannya
dimiliki oleh satu orang. Individu dapat membuat badan usaha perseorangan tanpa
izin dan tata cara tententu. Semua orang bebas membuat bisnis personal tanpa
adanya batasan untuk mendirikannya. Pada umumnya perusahaan perseorangan
bermodal kecil, terbatasnya jenis serta jumlah produksi, memiliki tenaga kerja
/ buruh yang sedikit dan penggunaan alat produksi teknologi sederhana. Contoh
perusahaan perseorangan seperti toko kelontong, tukang bakso keliling, pedagang
asongan, dan lain sebagainya.
ciri dan sifat
perusahaan perseorangan :
- relatif mudah
didirikan dan juga dibubarkan
- tanggung jawab tidak terbatas dan bisa melibatkan harta pribadi
- tidak ada pajak, yang ada adalah pungutan dan retribusi
- seluruh keuntungan dinikmati sendiri
- sulit mengatur roda perusahaan karena diatur sendiri
- keuntungan yang kecil yang terkadang harus mengorbankan penghasilan yang lebih besar
- jangka waktu badan usaha tidak terbatas atau seumur hidup
- sewaktu-waktu dapat dipindah tangankan
- tanggung jawab tidak terbatas dan bisa melibatkan harta pribadi
- tidak ada pajak, yang ada adalah pungutan dan retribusi
- seluruh keuntungan dinikmati sendiri
- sulit mengatur roda perusahaan karena diatur sendiri
- keuntungan yang kecil yang terkadang harus mengorbankan penghasilan yang lebih besar
- jangka waktu badan usaha tidak terbatas atau seumur hidup
- sewaktu-waktu dapat dipindah tangankan
e)
Perusahaan / Badan Usaha
Persekutuan / Partnership
Perusahaan persekutuan adalah badan usaha yang dimiliki oleh
dua orang atau lebih yang secara bersama-sama bekerja sama untuk mencapai
tujuan bisnis. Yang termasuk dalam badan usaha persekutuan adalah firma dan
persekutuan komanditer alias cv. Untuk mendirikan badan usaha persekutuan
membutuhkan izin khusus pada instansi pemerintah yang terkait.
a. Firma
Firma adalah suatu bentuk persekutuan
bisnis yang terdiri dari dua orang atau lebih dengan nama bersama yang tanggung
jawabnya terbagi rata tidak terbatas pada setiap pemiliknya.
ciri dan sifat firma :
- Apabila terdapat
hutang tak terbayar, maka setiap pemilik wajib melunasi dengan harta pribadi.
- Setiap anggota firma memiliki hak untuk menjadi pemimpin
- Seorang anggota tidak berhak memasukkan anggota baru tanpa seizin anggota yang lainnya.
- keanggotaan firma melekat dan berlaku seumur hidup
- seorang anggota mempunyai hak untuk membubarkan firma
- pendiriannya tidak memelukan akte pendirian
- mudah memperoleh kredit usaha
- Setiap anggota firma memiliki hak untuk menjadi pemimpin
- Seorang anggota tidak berhak memasukkan anggota baru tanpa seizin anggota yang lainnya.
- keanggotaan firma melekat dan berlaku seumur hidup
- seorang anggota mempunyai hak untuk membubarkan firma
- pendiriannya tidak memelukan akte pendirian
- mudah memperoleh kredit usaha
b. Persekutuan
Komanditer / CV / Commanditaire Vennotschaap
CV adalah suatu bentuk
badan usaha bisnis yang didirikan dan dimiliki oleh dua orang atau lebih untuk
mencapai tujuan bersama dengan tingkat keterlibatan yang berbeda-beda di antara
anggotanya. Satu pihak dalam CV mengelola usaha secara aktif yang melibatkan
harta pribadi dan pihak lainnya hanya menyertakan modal saja tanpa harus
melibatkan harta pribadi ketika krisis finansial. Yang aktif mengurus
perusahaan cv disebut sekutu aktif, dan yang hanya menyetor modal disebut
sekutu pasif.
ciri dan sifat cv :
- sulit untuk menarik
modal yang telah disetor
- modal besar karena didirikan banyak pihak
- mudah mendapatkan kridit pinjaman
- ada anggota aktif yang memiliki tanggung jawab tidak terbatas dan ada yang pasif tinggal menunggu keuntungan
- relatif mudah untuk didirikan
- kelangsungan hidup perusahaan cv tidak menentu
- modal besar karena didirikan banyak pihak
- mudah mendapatkan kridit pinjaman
- ada anggota aktif yang memiliki tanggung jawab tidak terbatas dan ada yang pasif tinggal menunggu keuntungan
- relatif mudah untuk didirikan
- kelangsungan hidup perusahaan cv tidak menentu
3. Perseroan Terbatas /
PT / Korporasi / Korporat
Perseroan terbatas
adalah organisasi bisnis yang memiliki badan hukum resmi yang dimiliki oleh
minimal dua orang dengan tanggung jawab yang hanya berlaku pada perusahaan
tanpa melibatkan harta pribadi atau perseorangan yang ada di dalamnya. Di dalam
PT pemilik modal tidak harus memimpin perusahaan, karena dapat menunjuk orang
lain di luar pemilik modal untuk menjadi pimpinan. Untuk mendirikan PT /
persoroan terbatas dibutuhkan sejumlah modal minimal dalam jumlah tertentu dan
berbagai persyaratan lainnya.
ciri dan sifat pt :
- kewajiban terbatas
pada modal tanpa melibatkan harta pribadi
- modal dan ukuran perusahaan besar
- kelangsungan hidup perusahaan pt ada di tangan pemilik saham
- dapat dipimpin oleh orang yang tidak memiliki bagian saham
- kepemilikan mudah berpindah tangan
- mudah mencari tenaga kerja untuk karyawan / pegawai
- keuntungan dibagikan kepada pemilik modal / saham dalam bentuk dividen
- kekuatan dewan direksi lebih besar daripada kekuatan pemegang saham
- sulit untuk membubarkan pt
- pajak berganda pada pajak penghasilan / pph dan pajak deviden
- modal dan ukuran perusahaan besar
- kelangsungan hidup perusahaan pt ada di tangan pemilik saham
- dapat dipimpin oleh orang yang tidak memiliki bagian saham
- kepemilikan mudah berpindah tangan
- mudah mencari tenaga kerja untuk karyawan / pegawai
- keuntungan dibagikan kepada pemilik modal / saham dalam bentuk dividen
- kekuatan dewan direksi lebih besar daripada kekuatan pemegang saham
- sulit untuk membubarkan pt
- pajak berganda pada pajak penghasilan / pph dan pajak deviden
1.6
PENELITIAN TERDAHULU
Dalam kaitannya dengan topik penelitian
kelayakan bisnis dalam kelangsungan suatu usaha foto copy adalah penelitian yag
dilakukan oleh Fenti Indriani (2011) yang menganalisis tentang Studi Kelayakan
Bisnis Kelangsunga Usaha Jasa Foto Copy Garuda.
Pada penelitian ini Penulis melakukan penelitian pada Foto Copy Garuda yang beralamat di Jalan Pemuda no.55 ,Kranji , Bekasi Barat. Data yang diteliti adalah Data yang diambil dalam penelitian ini berdasarkan dari hasil laporan pengeluaran dan pemasukan tahun 2012 jasa Foto Copy Garuda, yang mengenai kelayakan investasi dapat terus dilanjutkan atau tidak . Alat analisisnya menggunakan aspek hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek manajemen, aspek sosial dan ekonomi, dan aspek keuangan.
Pada penelitian ini Penulis melakukan penelitian pada Foto Copy Garuda yang beralamat di Jalan Pemuda no.55 ,Kranji , Bekasi Barat. Data yang diteliti adalah Data yang diambil dalam penelitian ini berdasarkan dari hasil laporan pengeluaran dan pemasukan tahun 2012 jasa Foto Copy Garuda, yang mengenai kelayakan investasi dapat terus dilanjutkan atau tidak . Alat analisisnya menggunakan aspek hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek manajemen, aspek sosial dan ekonomi, dan aspek keuangan.
Dari hasil perhitungan diperoleh hasil
sebagai berikut: metode Payback Period diperoleh waktu 1 tahun 1 bulan 28 hari, metode Net Present Value
diperoleh nilai positif sebesar Rp
12.341.975, metode Profitability Index sebesar 1,39, metode Internal Rate of Return
diperoleh 28,71%. Dari hasi penelitian dari semua
aspek maka kelangsungan usaha jasa foto copy Garuda ini dengan
investasi sebesar Rp
31.300.000 layak untuk dijalankan.
Pada penelitian kedua yang dilakukan oleh Wulan Olivia sari (2011) yang berkaitan dengan Analisis Studi Kelayakan Bisnis pembukaan Cabang baru Ariez.net Di Perumnas II, Bekasi Selatan. Penelitian ini dilakukan di ARIEZNET yang berlokasi di Jl Lele Raya No.58 Perumnas II, Kayuringin, Bekasi Selatan. Data yang digunakan penulis dalam penulisan ilmiah ini adalah:
1.
Data
Primer
Penulis melakukan studi lapangan dan
wawancara langsung kepada pemilik ARIEZ.NET.
2. Data
Sekunder
Laporan aliran kas ARIEZ.NET pada
bulan Februari 2012.
Alat analisisnya menggunakan aspek hukum, aspek pasar dan
pemasaran, aspek manajemen, aspek sosial dan ekonomi, dan aspek keuangan.
Dari hasil perhitungan diperoleh hasil
sebagai berikut: metode Payback Period diperoleh waktu1 tahun 1 bulan 24 hari,
metode Net Present Value diperoleh nilai positif sebesar Rp 10.310.880, metode
Profitability Index sebesar 1,15, metode Internal Rate of Return diperoleh
17,98%. Dari hasi penelitian dari semua aspek maka pembukaan cabang baru
ariez.net di perumnas II, Bekasi Selatan ini dengan investasi sebesar Rp
66.502.000 layak untuk dijalankan.
Pada penelitian
ketiga yang dilakukan oleh Khumaelah (2011) yang berkaitan dengan Analisis
Studi Kelayakan Usaha Jasa Foto Copy Batu Raden Di Rawa Badak Jakarta Utara. Penelitian ini
dilakukan pada Batu Raden Foto Copy yang beralamat di Jalan B Raya no.43, Rawa
Badak, Jakarta Utara. Data yang diteliti adalah data berupa laporan pengeluaran
dan pemasukan tahun 2011-2012 pada foto copy batu raden. Alat analisisnya
menggunakan aspek hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek manajemen, aspek
sosial dan ekonomi, dan aspek keuangan.
Dari hasil perhitungan diperoleh hasil
sebagai berikut: metode Payback Period diperoleh waktu 1 tahun1 tahun 6 bulan,
metode Net Present Value diperoleh nilai positif sebesar Rp. 78.578.622,-,
metode Profitability Index sebesar 1.20, metode Internal Rate of Return
diperoleh 25.63%. Dari hasi penelitian dari semua aspek maka Kelayakan Usaha
Jasa Foto Copy Batu Raden Di Rawa Badak
Jakarta Utara ini dengan investasi Rp. 104.000.000 layak untuk dijalankan.
1.7 Hipotesis
Suatu hipotesis dari data yang telah di bahas di atas, bisa
dirumuskan sebagai berikut :
·
Payback Periode =
Jika payback period
> umur ekonomis, Investasi ditolak
Jika payback period < umur ekonomis, Investasi diterima
Jika payback period < umur ekonomis, Investasi diterima
·
Net Present Value =
Jika NPV (+) , Investasi ditolak
Jika NPV (-) ,
Investasi diterima
·
Profitability Index =
Jika PI > 1, Investasi diterima
Jika PI < 1, Investasi ditolak
·
Accounting Rate of Return =
Jika ARR > 100%, Investasi diterima
Jika ARR < 100%, Investasi ditolak
BAB III
1.8 Metodologi
1.
Data dan sumber data
a)
Data/variabel
Data yang diteliti adalah Data yang diambil dalam penelitian ini
berdasarkan dari hasil laporan pengeluaran dan pemasukan tahun 2012 jasa Foto
Copy Garuda, yang mengenai kelayakan
investasi dapat terus dilanjutkan atau tidak.
b) Sumber data
1.
Studi Pustaka
Dalam
hal ini penulis mengumpulkan data yang telah terkumpul dengan referensi buku yang mengacu pada bidang yang berkaitan
dengan studi kelayakan bisnis.
2. Studi Lapangan
Penulis mewancarai langsung pemilik usaha
untuk mendapatkan data-data primer maupun
data sekunder yang diperlukan untuk pembuatan penulisan ilmiah ini.
2. Variabel-variabel Tahapan Penelitian
Dalam
melakukan studi kelayakan dibutuhkan beberapa variable-variabel tahapan
penelitian, yaitu sebagai berikut :
1. Aspek Hukum
Aspek ini membahas masalah
kelengkapan dan keabsahan dokumen perusahaan, mulai dari bentuk badan usaha
sampai izin yang dimiliki
2. Aspek Pasar dan Pemasaran
Aspek ini meneliti seberapa besar
pasar yang akan dimasuki dan seberapa besar kemampuan perusahaan untuk
mengusainya serta bagaimana strategi yang akan dijalankan nantinya
3. Aspek Keuangan
Aspek ini menilai kemampuan
perusahaan dalam memperoleh pendapatan seta besarnya pendapatan yang
dikeluarkan. Metode yang akan digunakan nantinya dengan PP, NPV, IRR, PI serta
dengan rasio keuangan lainnya.
4. Aspek Teknis / Operasi
Dalam aspek ini yang diteliti adalah
mengenai lokasi usaha, baik kantor pusat, cabang pabrik atau gudang serta
teknologi yang akan digunakan.
5. Aspek Manajemen / Organisasi
Yang dinilai dari aspek ini adalah
pengolahan usaha dan struktur organisasi yang ada
6. Aspek Ekonomi Sosial
Aspek ekonomi adalah melihat
seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan jika proyek tersebut dijalankan. Dampaknya
akan meningkatkan pendapatan masyarakat. Demikian pula dampak sosial yang akan
ada seperti tersedia sarana dan prasarana
7. Aspek Dampak Lingkungan
Aspek ini diperlukan karena
memberikan pengaruh besar terhadap lingkungan yang akan berpengaruh terhadap
kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan yang ada disekitarnya.
Aspek ini diperlukan karena
memberikan pengaruh besar terhadap lingkungan yang akan berpengaruh terhadap
kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan yang ada disekitarnya.
3. Model
Penelitian
Model penelitian pada penelitian ini
menggunakan analisi payback period, net present value, profitability Index, dan
Internal rate of return.
·
Payback Period
Menurut Husein Umar
(2003; Hal 197), Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk
menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan
menggunakan aliran kas, dengan kata lain payback period merupakan rasio antara
initial cash investment dengan cash inflownya yang hasilnya merupakan satuan
waktu. Selanjutnya nilai rasio ini dibandingkan dengan maximum payback period
yang dapat diterima.
Menurut Kasmir dan
Jakfar (2003; hal 98), Metode Payback Period merupakan teknik penilaian
terhadap jangka waktu (periode) pengembalian investasi suatu proyek atau usaha.
Perhitungan ini dapat dilihat dari perhitungan kas bersih(proceed) yang
diperoleh setiap tahun. Nilai kas bersih merupakan penjumlahan laba setelah
pajak ditambah dengan penyusutan (dengan catatan jika investasi 100 %
menggunakan modal sendiri).
Menurut Suratman, Dalam teknik ini untuk menentukan layak
tidak usulan proyek investasi cukup membandingkan antara waktu pengembalian
jumlah dana untuk investasi dengan umur ekonomis proyek. Bila payback period
lebih pendek/kecil ketimbang jangka waktu umur ekonomis proyek maka usulan
proyek dinyatakan layak dan sebaliknya jika lebih panjang/besar dinyatakan
tidak layak.
Rumus:
Nilai Investasi X 1 tahun
Proceed
1) Investasi akan diterima, jika pembayaran kembali <
periode pembayaran
kembali maksimum yang diterima.
2) Investasi akan Ditolak, jika pembayaran kembali >
periode pembayaran
kembali maksimum yang diterima.
Apabila Aliran kas suatu investasi tidak sama besarnya dari
tahun ketahun,
dengan sendirinya perhitungan diatas tidak memungkinkan .
Oleh karena itu kita
perlu menghitung aliran kas dari tahun ketahun, sehingga
keseluruhan investasi dapat diperoleh kembali.
Setelah payback period dapat dihitung, maka tahapan
berikutnya adalah membandingkan payback period dengan waktu investasi yang
diusulkan maksimum payback period yang diterima. Apabila payback period dari
investasi yang diusulkan lebih pendek dari payback period maksimum, maka usul
investasi tersebut dapat diterima.
·
Metode Net Present Value
Menurut Husein Umar
(2003; hal 200), Net Present Value yaitu selisih antara Present Value dari
investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih (aliran
kas operasional maupun aliran kas terminal) di masa yang akan datang. Untuk
menghitung nilai sekarang perlu ditentukan tingkat bunga yang relevan.
Rumus :
PV Proceed – PV outlay
Keterangan :
PV Proceed = DF x Proceed
PV Outlays = Harga perolehan atau Harga beli
Kriteria : Jika
nilai NPV bernilai positif, maka usulan investasi DITERIMA Sebaliknya, jika
nilai NPV bernilai negatif, maka usulan investasi DITOLAK
·
Profitability Index
Menurut Kasmir dan
Jakfar (2003; hal 105), Profitability Index (PI) atau benefit and cost
ratio (B/C Ratio) merupakan rasio aktivitas dari jumlah nilai sekarang
penerimaan bersih dengan nilai sekarang pengeluaran investasi selama umur
investasi.
Pemakaian metode profitability index (PI) ini caranya adalah
dengan menghitung melalui perbandingan antara nilai sekarang (Present Value)
dari rencana penerimaan–penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang dengan
nilai sekarang (Present Value) dari investasi yang telah dilaksanakan. Jadi
profitability index dapat dihitung dengan membandingkan antara PV kas masuk
dengan PV kas keluar. ( Husein Umar 2003
: 201 )
Rumus yang
digunakan dalam Profitability Indeks :
PV
Proceed
PV Outlay
Kriteria penilaian :
- Jika PI > 1, maka investasi diterima
- Jika
PI<1, maka investasi ditolak
·
Internal Rate Of Return
Menurut ( Gunawan Adi
Saputro, 2007) mengatakan bahwa “ internal Rate Of Return adalah tingkat
discount rate yang dapat menjadikan sama nilai sekarang dari outlay dengan
nilai sekarang dari proceed investasi yang bersangkutan.
“ Internal Rate Of Return adalah tingkat diskonto yang
menyamakan nilai sekarang arus kas dengan investasi awalnya. ( Dewi Astuti, 2004)
IRR dapat diidentifikasi sebagai tingkat bunga yang akan
menjadikan jumlah nilai sekarang dari proceed yang diharapkan akan diterima
sama dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran modal. Pada dasarnya IRR
harus dicari dengan cara trial & error. (
Bambang Riyanto, 1995 )
Kriteria keputusan dengan menggunakan tingkat pengembalian
internal proyek adalah menerima proyek jika tingkat pengembalian internalnya
lebih besar dari atau sama dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan. Proyek
akan ditolak jika tingkat pengembalian internalnya kurang dari tingkat yang
disyaratkan. Kriteria diterima tolak ini dinyatakan kembali sebagai berikut :
Internal rate of return > tingkat pengembalian yang
disyarat: DITERIMA
Internal
rate of return < tingkat pengembalian yang disyaratkan : DITOLAK.
Rumus :
P1 – C1 P2 – P1
C2
– C1
Keterangan :
P1= Tingkat bunga ke 1
P2= Tingkat bunga ke 2
C1 = NPV ke 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar